12/02/2015

Biduan Dangdut


cerita-sex-biduan-dangdutCerita Sex: Biduan Dangdut – Ist
Perkenalkan namaku angga, usiaku saat itu 18 tahun aku berasal dari kampung dan baru mulai kuliah di kota besar ini aku tidak pernah mengenal dunia malam dan termasuk culun sehingga dapat disimpulkan aku begitu awam dalam hal wanita
Saat pulang kuliah, depan tempat kostanku banyak pemuda sedang mendirikan panggung ternyata malam ini akan diadakan dangdutan menyambut ulang tahun karang taruna
Aku tidak begitu antusias melihat pertunjukan dangdut tersebut karena aku kurang menyukai musik dangdut tetapi aku tidak bisa tidur karena suara musik yang begitu keras tentu saja berasal dari panggung dangdut yang hanya beberapa meter dari pintu kostanku
Jam 12 malam lewat, aku mendengar suara penyanyi dangdut mulai aneh berubah dari nyanyian menjadi desahan sensual
“aaaahhhhhh, iiiiihhhh, oh, oh,oh, aduh, aduhhhhh” aku pun penasaran untuk melihat bagaimana pertunjukan dangdut itu dan segera ganti baju dan keluar menonton dangdutan
Pemandangan pertama membuatku shock darahku berdesir melihat tiga wanita biduan dangdut diatas panggung yang tinggi, mereka menyanyi dan bergoyang mengenakan gaun ketat dan mini sehingga memperlihatkan lekuk tubuh mereka yang menggairahkan dan sesekali ketika bergoyang, celana dalam mereka pun terlihat mengintip dari rok mini yang mereka kenakan pertunjukan vulgar sepeti ini tidak pernah ada dikampungku
Satu biduan yang menyedot perhatianku, bertubuh sintal dan berkulit putih dengan balutan gaun berwarna kuning, tubuhnya begitu seksi di terangi lampu kedap-kedip yang temaram meliuk-liuk dengan pose sensual sungguh begitu seksi dan membuatku terangsang
Tepat di suatu momen, dia bergoyang tepat didepanku dengan pose mengangkang, celana dalamnya yang berwarna putih dan ketat terlihat jelas belahan vaginanya tercetak, diantara paha yang bersih dan semok tangannya seolah sedang meremas dadanya yang besar wajahnya menunjukkan ekspresi binal pemandangan yang langsung membuat penisku berkedut dan keras
inilah pertama kalinya aku melihat selangkangan wanita begitu dekat begitu indah dan menggairahkan
entah berapa lama mataku tak bisa lepas darinya menikmati setiap gerakan dan suaranyanya yang indah beberapa kali kami bertemu pandang dan aku tidak berani melihat matanya dan seakan tahu aku memperhatikannya, dia sengaja bergoyang lebih panas lagi didepanku sampai dia tersenyum padaku dan kemudian terjadi hal yang tidak pernah aku bayangkan dia memegang kepalaku dan sambil bergoyang dia mendekatkan selangkangannya padaku aroma khas vaginanya tercium dan sontak aku tidak dapat bernafas karena begitu shock dia terus melakukan pose seperti itu sambil tertawa-tertawa dihadapan banyak penonton penonton pun ikut tertawa melihat ekspresiku yang terbelalak kaget aku tidak peduli, aku tidak mau melewatkan kesempatan langka ini aku hirup bau vaginanya sepuasnya, sampai dia melepaskan kepalaku dan melanjutkan nyayiannya
aku masih shock ketika gilirannya bernyanyi selesai mas har, ketua pemuda mendekatiku
“angga, kostanmu dekat kan? pinjam kamar mandi sebentar ya, si rida katanya mau numpang kencing”
“rida siapa mas?” jawabku
“itu, yang nyanyi barusan” sambil nunjuk biduan seksi berbaju kuning idamanku
“oh, iiiiya boleh mas” jawabku dengan gugup
“bantu ya angga, dia sedikit mabuk” pinta mas har
“sip mas” jawabku
“aku lanjut goyang dulu, bentar lagi dangdutannya mau abis” kata mas har sambil berlari kedepan panggung
rida berjalan ke arahku sempoyongan aku mendekatinya dan langsung membopongnya berjalan tercium bau minuman keras dari mulutnya
Saat membopongnya aku jadi tambah bernafsu aroma keringatnya membuat birahiku naik tubuhnya yang hangat menempel ke tubuhku dan tonjolan dadanya terasa disamping badanku aku perhatikan matanya yang tertutup dan aku pikir dia tidak sadar karena mabuk
“inilah kesempatan emasku” pikirku mesum aku tak mampu menahan keinginan untuk mencium lehernya dengan pelan-pelan aku hirup aroma lehernya yang dihiasi anak rambut yang tipis oh, sungguh memabukkanku
tak terasa sampai didepan pintu kostanku aku buka pintu dan tanpa buang waktu aku coba menaroh telapak tangan kananku didadanya aku oerhatikan wajahnya, tidak ada reaksi sama sekali dari rida aku semakin bersemangat dan mulai meremas dadanya yang besar kenyal dan hangat
aku begitu asik meremas dadanya mempelajari bagian-bagian payudara wanita dari rida tiba-tiba,
“udah puas remas-remasnya” rida memandangku sambil tersenyum nakal aku tercekat, malu, dan segera melepas tubuhnya dari boponganku aku terkejut, tidak menyangka dia masih sadar
“maaf ya rida, aku.. aku… aku… ga sadar”
“aku.. aku.. ga bisa nahan, soalnya aku ga pernah… pegang-pegang cewek” jawabku terbata – bata
“oh ya, keliatan kok dari wajahmu, namamu angga kan? ”
“iya” jawabku
“udah nafsu banget pasti ya” dia mendekat dan yang tidak aku sangka dia memegang selangkanganku, dan meremas penisku yang sudah berdiri keras aku terpekik tertahan
“aw, udah keras banget!” serunya sambil tersenyum licik
“tunggu dulu ya sayaang, aku kebelet pipis nih” jawab rida dengan suara memelas sambil mengelus dadaku rida berjalan ke kamar mandiku
“kok gelap angga? jangan ditutup pintunya ya, aku takut” kata rida
“iya rida, lampunya cuma ada itu” jawabku sudah semaking tegang
“kesini dong, aku takut gelap” katanya manja
rida membelakangiku dan membuka celana dalamnya pelan-pelan aku mematung, terpesona menonton pertunjukan erotis ini
“minta tolong pegangin celanaku ya angga” dengan tetap memandangiku dia memberikan celana dalamnya padaku tanganku gemetar menerima celana dalamnya dia tersenyum geli melihat ekspresi kikukku
dia mulai jongkok di toiletku, dan mengeluarkan air pipisnya aku mencuri – curi pandang ke arah selangkangannya bibir vaginanya tebal dan berwarna pink berbulu tipis dan terlihat tidak ada lubangnya walau air memancar dari sana
rida selesai pipis dan menyiramkan air ke toilet ternyata dari tadi rida terus memandangiku dan tersenyum geli, segera aku alihkan pandanganku darinya
“angga, sini dong sayaaang, bantuin” suara manjanya terdengar lagi aku mendekat, jantungku berdetak sangat kencang penasaran dia mau minta bantu apa
“ban.. bantu apa rida?” aku semakin gugup
“cebokin aaku” wajahnya sangat nakal
“haaaa…. gimana cebokinnya?” jawabku
“sini aku ajarin”
dia menarik tanganku cukup keras sehingga aku terjongkok didepannya kemudian dia menuntun tanganku ke vaginanya tanganku semakin bergetar, begitu gugup ketika menyentuh vagina pertama kali dalam hidupku
terasa lembut ditanganku, sungguh sangat lembut dan ada sedikit lendir keluar sehingga membuat vaginanya licin semakin mempermudahku mengelus vaginanya aku mencoba mamasukkan jari tengahku ke dalam vaginanya dan ternyata ada lubang tersembunyi di bagian bawah vaginanya
“ah.. ah.. ” tiba-tiba rida mendesah, matanya menutup tangannya meremas dadanya, dan punggungnya tersandar ke dinding belakang toilet
melihat posisinya yang tidak nyaman, aku kemudian mengendong dan membaringkannya diranjangku aku refleks membuka celanaku penisku yang dari tadi tertahan akhirnya bisa keluar dengan gagah sudah ereksi seratus persen tanpa bicara aku langsung menindihnya menciumi bibirnya, memilin lidahnya dengan lidahku kemudian menggigit kecil lehernya rida hanya mendesah
“ah.. ah.. angga.. sayaaang, terusin.. aaaaaaaaa”
bajunya bagian atas aku turunkan dan terpampanglah dua bukit indah payudara yang bulat sempurna dengan puting kecil berwarna pink aku jilat dan gigit putingnya dan tanganku meremas-remas payudara dan pantatnya
“jangan keras-keras gigitnya sayang, aaahhhh.. iya seperti itu” matanya tertutup dan ekpsresi wajah yang menahan kenikmatan dia menggeliat hebat, dan kemudian bangun membuka semua pakaiannya
inilah tubuh sempurna seorang biduan dangdut, payudara montok, pinggul besar dan pantat yang penuh kulit yang mulus berwarna putih bersih vagina yang basah dan merekah
dia memelukku kuat, kami berguling-guling di ranjang dadaku bersatu dengan dadanya perutku menyentuh perutnya yang kecil dan mulus penisku bergesekan dengan bibir vaginanya yang berlendir licin
kemudian dia duduk diatas tubuhku memegang penisku yang keras mendekatkan ke selangkangannya kepala penisku merasa ada yang hangat dan basah pelan-pelan penisku mulai masuk kevaginanya begitu nikmat, penisku serasa bergetar dan berbunyi “greng.. greng” hangat, sangat hangat, licin dan lembut
dia bergoyang seperti sedang bergoyang dipanggungnya penisku dicokok keluar masuk di vaginanya
“crok, crok, crok” dia mempercepat goyangannya diatasku memeluk, menggigit leherku dan mendesah semakin gila
aku pun tidak mau kalah, giliranku diatas sekarang aku menusuk-nusuk vaginanya dengan penisku semakin lama semakin cepat, ranjangku berderit mengikuti irama kami kenikmatan semakin memuncak seiring semakin cepatnya genjotanku rida melenguh sejadi-jadinya dan wajahnya semakin menggairahkanku
tiba-tiba
“aaaaaggghhhhhh, uhhhhgggghhh” rida terpekik tertahan dia memelukku erat, penisku terasa dijepit kuat dan terasa banyak cairan hangat mengalir di batang penisku, badannya mengejang
aku melihat wajahnya, dan inilah wajah paling indah yang pernah kulihat wajah wanita yang sedang orgasme melihat pemandangan itu akupun tidak dapat menahan lebih lama dan juga mencapai klimaks spermaku menyembur deras dalam vaginanya diikuti sentakan-sentakan tubuhku diatas tubuhnya karena merasakan nikmat yang luar biasa
kami berpelukan beberapa waktu, saling berciuman sampai terdengar suara panggilan
“ridaaaa… ridaaa.. yuk pulang” berasal dari luar kostanku kami tersadar dan segera berdiri memakai pakaian
setelah berpakaian aku tersenyum pada rida
“terima kasih ya rida sayaang, pengalaman pertamaku yang sungguh hebat”
“aku juga ya angga, hebat kamu, aku puas, hihi” jawabnya sambil menciumku dan berlalu pergi keluar kamar kostku
disaat mobil rombongan dangdutnya berangkat pergi, aku baru menyadari belum sempat meminta nomor telponnya tidak punya akses untuk bertemu dengannya lagi
tapi walaupun begitu dia tetap meninggalkan kenang – kenangan buatku sebuah celana dalam putih yang aku simpan sampai saat ini – Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum Terbaru 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar