12/03/2015

Nikmatnya Masih Terasa

Dengan suasan dingin sehabis hujan adegan ngentot yang dilakukan Andra dan Felisa makin tambah hot, dengan ahlinya Andra memainkan dengan tangannya , Felisa mempunyuai gairah tinggi dan dia tidak sungkan untuk meminta untuk memuaskan dirinya, mereka berdua juga sudah ahli dalam berhubungan adar tidak terjadi apa yang diinginkannya seperti hamil.

Cerita Seks Nikmatnya Masih Terasa

Cerita Seks Nikmatnya Masih Terasa
Cerita Seks Nikmatnya Masih Terasa
Mereka rajin menggunakan alat kontrasepsi dan kapan masa suburnya, Felisa lebih paham ketimbang pacarnya Andra kadang Andra belum bisa mengontrol, hingga suatu hari merekia bertengkar yang menyebabkan Felisa pulang ke kotanya tanpa sepengetahuan Andra, mereka dikenal keras kepala sudah satu minggu Andra tidak pernah bertemu dengan Felisa.
Kontak lewat telepon yang dulu mereka lakukan hampir tiap hari kini tak ada, hilang di telan oleh ke egoan mereka. Pusing rasanya kepala Andra. Aktifitas seks yang sekurangnya mereka lakukan 3 kali seminggu sudah seminggu ini tak ada lagi. ?
Ah?..aku harus menemuinya?.? pikir Andra. ?Dan aku harus minta maaf???????? batin Andra.
Tak seharusnya seorang lelaki mempertahankan egonya terhadap wanita. Sabtu sore dengan mobil biasanya Andra pun meluncur membelah kemacetan kota Bandung. Di kepalanya telah terbayang senyum manis Felisa seperti biasanya. Andra yakin hubungannya dengan Felisa akan membaik kembali.
Setelah memarkir mobilnya sambil bersiul Andra melangkah ringan, menuju kost-an Felisa.
Tak seperti biasanya pintu kost-an Felisa tertutup rapat. Tanda tanya besar muncul dikepalanya.
Langsung ia mengetok pintu yang tertutup, beberapa kali tetapi tak ada yang keluar. Penasaran ia melangkah ke pintu sebelahnya , kost-an Tina sahabatnya Felisa. Mengetok pintunya perlahan.
Muncul seraut wajah tak asing berambut basah, Tina sahabatnya Felisa. ? Oh?..Aa???.ada apa?? tanyanya melongokkan wajahnya dari balik pintu. ?
Felisa kemana ya?.Tin?.?? Tanya Andra.
Emang dia ga beritahu Aa???tanya Tina balik.
Ngga,?kemana dia????.? Andra bertanya mengkerutkan keningnya.
Felisa kan pulang??????..? terang Tina.
Emang ?ga bilang sama Aa???? Tanya Tina kembali.
Masuk dulu deh Aa??????..?ajak Tina seraya membukakan pintu kamarnya.
Andra melangkah masuk. Semerbak wangi kamar seorang gadis menghampiri indra penciumannya. Kamar yang bersih dan tertata dengan baik meski tak besar. Tina menghilang di balik sebuah pintu mengenakan handuk yang membungkus tubuhnya. Ternyata habis mandi dia?,batin Andra menggebu.
Tak lama Tina kembali dengan 2 cangkir minuman.
Ini kopi untuk Aa????????? ujarnya menaruh cangkir di tangan kanannya ke hadapan Andra.
Tau aja kamu kesukaan Aa????.?timpal Andra menyeruput kopi hitam panas tersebut.
Aromanya sungguh enak, dengan takaran gula yang pas di lidahnya. Tina menuturkan kepada Andra bahwa Felisa langsung pulang ke kota asalnya sehari setelah pertengkaran mereka. Matanya yang bulat berkali-kali mengerling indah saat ia bercerita.
Andra juga menyesalkan kejadian itu dan bermaksud akan minta maaf tapi ternyata telah terlambat. Tina juga menegaskan bahwa Felisa tidak memberitahukan akan kembali atau tidak.
Nah kamu mo kemana nih, udah mandi dan rapi???Tanya Andra kepada Tina.
Ga kemana-mana hanya biar seger aja??????? sahutnya renyah.
Temanin Aa? yuk?, Aa? lagi bingung???? ajak Andra.
Ga enak ah,?.ga enak sama Felisa nanti??? tolaknya sopan.
Biar Aa? yang bilang nanti sama Felisa, lagipula Aa? ga bisa berharap banyak lagi pada Felisa setelah kejadian sekarang ini????.?terang Andra panjang.
Setelah berargumen panjang lebar, akhirnya Tina setuju menemani Andra. Berbarengan mereka berjalan menuju parkiran.
Sebenarnya Tina juga lagi suntuk A????.? ujar Tina membuka pembicaraan sesaat mobil melaju. ?Emang ada apa?..? kejar Andra.
Kami putus kemarin????..?tuturnya lagi.
Andra langsung terbahak-bahak mendengar kalimat terakhir itu. Tubuhnya terguncang. ? Kenapa ketawa A?????..?? Tanya Tina ketus. ?Aa? ngetawain Tina ya????? tanyanya mencondongkannya tubuhnya kearah Andra.
Iya?? ya????????.??tanya Tina kembali sambil menjatuhkan cubitan pada pinggang lelaki kekasih sahabatnya tersebut.
Udah?.udah????.sakit…!?pinta Andra menggeliatkan tubuhnya menahan perih.
Ayo jawab????????.!?perintahnya kembali tak melepaskan cubitannya.
Tau ?ga, kita ini korban????ujar Andra.Korban pasangannya???..?sambung Andra kembali.
Langsung Tinapun tergelak, melepaskan cubitannya. Sampai berair matanya yang galak tersebut menahan gelinya. ?Kemana kita nih.Aa??????? Tanya gadis berkulit putih bersih tersebut setelah tawanya mereda.
Kamu punya ide?????..?? Andra balik bertanya.
Hmmm, ke disco yuk???…? ajaknya mantap.
Boleh juga, ke sana kan??.? Sahut Andra menyebutkan sebuah discotik yang sering menjadi tempat kunjungannya bersama Felisa.
Ok?????????????tutup gadis itu disela gumamannya mengikuti lagu yang terdengar dari radio.
Malam itu tidak terlalu ramai. Mungkin karena bukan event Ladies Night. Mereka berdua segera tenggelam dalam irama musik yang menghentak. Andra pun dapat mengimbangi gerakan lincah Tina, tubuh mereka berdua pun basah oleh keringat.
Tubuh Tina yang proporsional bergoyang meliuk-liuk, kadang sedikit erotis menggoda Andra. Tersenyum mereka berdua di tengah dentuman musik yang hingar- bingar.
Saling memandang tak lepas kedua mata mereka di tengah gerakan ? gerakan sensual mereka. ?Gadis ini sungguh enerjik???dan seksi? pikir Andra.
Tiba-tiba musik berganti lambat temponya. Beberapa pasangan kembali ke tempat duduknya. Ada juga pasangan yang melangkah memasuki dancefloor. Andra menyunggingkan senyuman mengangkat bahu dan tangannya. Mendekat ke arah Tina yang berdiri bingung.
Boleh?..kan??.? tanya Andra sambil meraih telapak tangan Tina dan merangkul pinggang ramping di balik kaos ketatnya yang telah basah. Tina tak menjawab, hanya membiarkan saja perlakuan Andra. Andra menyadari hal itu sudah cukup menjawab pertanyaannya .
Berdua mereka melantai dengan perlahan seirama tempo lagu dalam jarak tak terlalu rapat. Kadang mata mereka bersitatap, bercakap-cakap tanpa kata-kata.
Andra merasakan dirinya yang sedari tadi bergairah terpicu gerakan- gerakan Tina erotis tadi. Ditariknya tubuh Tina lebih dekat. Ada sebentuk perlawanan saat itu. Tina menengadah menatap bola mata Andra, dan akhirnya membiarkan tubuhnya merapat .
Ah? Andra ini sungguh menarik??, sudah dari dulu aku ingin berdekatan dengannya? batin Tina. Pikirannya hanyut oleh perasaannya. Tina merebahkan kepalanya pada dada Andra merasakan debur jantung yang berdebar debar.
Sunnguh menggemaskan kamu Aa? batin Tina larut dalam suasana.
Andra terlonjak kaget hampir menjerit merasa perih pada dadanya. Ternyata Tina menggigit kecil dadanya, gemas..!!
Gila kamu???..!? sergah Andra.
Hihi?.hi????..? sahut Tina tertawa kecil. Menatap lelaki tegap tersebut dengan senyum simpul. Entah apa artinya senyum itu, Andra tak mengerti. Kini mereka bergoyang rapat ditimpali irama lambat tersebut.
Andra dapat merasakan gundukan bukit membusung milik Tina menekan perutnya. Gesekan ? gesekan yang terjadi mulai memercikkan gairah pada mereka. Mereka tetap bergoyang sambil bersitatap. Andra merangkul tubuh langsing itu mendekapnya erat.
Seiring juga kedua lengan Tina yang memeluk erat pinggang Andra. Tina melepaskan kedua tangannya pada pinggang Andra, meluncur ke atas mengalungkan lengan kiriya di leher Andra. Sementara itu jemari kanannya bergerak mengusap wajah Andra, dari pipi terus kebawah dan mengusap bibir lelaki tersebut dengan ibujarinya dengan tatapan tak pernah lepas sekalipun dari mata Andra.
Andra merasa gerakan tersebut sangat seksi sekali dan sangat mengundang. ?ini adalah undangan??.?pikir Andra. Harus ku penuhi, peduli amat dengan Felisa?. Andra dengan perlahan menurunkan wajahnya, diiringi tekanan jemari Tina di belakang lehernya.
Ayo A?????.aku menginginkannya??batin Tina memandang lekat-lekat bibir Andra yang mendekat.
Tepat bibir mereka hanya berjarak kira-kira 1cm, Andra menghentikan gerakannya, memandang bibir Tina yang mungil terbuka perlahan bersiap menyambut. Menggoda gadis itu dengan gerakan tak selesai tersebut.
Seperti yang telah diduganya, Tina menekan leher Andra dan segera mencaplok bibir Andra yang telah siap sedari tadi itu. Segera kedua bibir tersebut saling lumat dan saling kulum. Terasakan oleh Andra bibir gadis itu begitu lembut dan hangat.
Napas segar segera terhembus ke indra penciuman Andra. Kadang lidah mereka berpalun- palun saling membelit di kedalaman mulut Tina. Kadang lidah Andra memjelajahi setiap mili di kedalaman mulut Tina yang terbuka.
Gadis berkulit putih itu segera terbangkit gairahnya. Ciuman dan kuluman Andra yang bergelora membangkitkan rasa yang telah lama tak menghampirinya.
Hmmmhh??????????.?desahnya Tina melepaskan bibirnya sambil menghembuskan napasnya yang hampir putus oleh kecupan dan lumatan Andra. Andra tak memberikan gadis itu lebih lama waktu dan kembali melumat bibir mungil nan ranum tersebut.
Kini tangan Andra mulai bergerak, meluncur dari kepasifannya. Mengelus perlahan bagian samping tubuh Tina menambahkan sengatan sengatan halus pada gadis bertubuh padat tersebut. Berkali-kali naik turun di samping tubuh padat tersebut.
Menjalar ke ketiaknya turun kembali, berhenti sesaat. Kedua jari jempol Andra menekan bagian pinggir bukit dada Tina memberikan sentuhan- sentuhan sporadis disana.
Uhh????????????lenguh Tina hampir tak terdengar. Sementara itu kedua lidah mereka juga tak hentinya saling berkejaran, saling belit dan menjilat di kedalaman mulut mereka, berganti-ganti didalam mulut Andra dan Tina.
Praktis mereka berdua tak memperdulikan musik lagi. Diam saling merangkul dan meraba. ?Ladies and gentlemen, here we go???????.?terdengar suara Dj yang membahana disambung hentakan musik bertempo cepat memutus aksi mereka berdua.
Keduanya melangkah kembali menuju sebuah kursi bar yang tinggi. Tina duduk di kursi menghadap dance floor. Andra pun merapatkan punggungnya ke tubuh sang gadis yang dengan segera merangkulkan tangannya.
Terasa gundukan padat menekan punggungnya yang basah. Sambil merangkul Tina menempatkan dagunya pada ubun-ubun Andra.
Bergoyang mereka kembali mengikuti irama, hanya kali ini dengan goyangan lembut dan perlahan. Terdiam mereka berdua tak berkata-kata. Sibuk dengan perasaan masing-masing, meresapi kejadian yang baru saja berlangsung.
Pengap A?????.pulang yuk???ajak Tina pelan. Andra menengadahkan wajahnya memandang pemilik bibir yang saja berucap. Dengan cepat sebuah kecupan kilat didaratkan Tina di bibir Andra. Tak berkata kata lagi Andra segera menyambut tubuh Tina yang turun dari kursi bar yang tinggi tersebut.
Menyambut pada kedua belah sisi tubuhnya di iringi lengan Tina yang datang menyambangi pundaknya.
Melangkah dengan berpelukan erat menuju pintu keluar dan terus melangkah menuruni tangga. Tak lepas pelukan mereka melangkah menuju mobil Andra yang di parkir di sudut.
Kemana lagi kita??????..??Tanya Andra sambil memutar kunci kotak. Memandang ke wajah oval yang tengah menatapnya juga sambil menggigit-gigit bibir. Tangan Andra terulur perlahan menjangkau. Wajah Tina juga mendekat dan tanpa aba-aba kedua bibir mereka kembali bertemu dalam pagutan-pagutan hangat.
Kali ini lumatan dan kecupan mereka berlangsung sangat panas bergelora. Lidah Andra menjalari leher yang ditumbuhi bulu halus. Naik kearah belakang telinga menyebabkan Tina mendongakkan kepalanya sambil mengeluh kegelian.
Tak menyia-nyiakan kesempatan ini, Andra beralih kini kebalik kaos yang dikenakan gadis berkulit mulus itu. Merabai bukit padat yang masih terbungkus. Tak cukup begitu saja, jemari Andra meluncur di permukaan kulit licin tersebut. Merabanya perlahan. Jemarinya dengan lincah memilin dan memijit putting di balik pembungkusnya.
Uhh???????? desah Tina membusungkan bagian dadanya memberikan keleluasaan pada jari Andra. Lansung saja tangan Andra yang sebelah lagi menyelusup ke belakang punggung gadis berkulit putih tersebut. Menemukan kait bra dan dengan satu sentakan kecil melepaskan kait yang mengekang.
Cepat sekali dan tau-tau bibir dan lidah Andra telah bermain di permukaan bukit yang padat di dada Tina, menjelajahi permukaannya dengan lidahnya yang kasar. Terus ke puncaknya dimana bertengger putingnya berwarna merah muda tersebut.
Dengan rakus langsung dihisap dan disedotnya. Tina terhenyak merasakan hisapan dan kuluman Andra bak bara panas mulai membakar gairah kewanitaannya yang bergelora. Hampir tak kuasa ia membendung gelombang demi gelombang yang datang menyerbu, menghanyutkannya pada gejolak birahi badani.
Mhh?.A?, jangan disini????? desahnya terputus-putus melerai aksi Andra.
Banyak orang ih!???., Nanti dilihat orang A? malu??tambahnya sembari mengangkat kepala Andra dari permukaan dadanya.
Andra pun mengangkat wajahnya dan menggelengkan kepalanya mengusir gairah yang melanda dirinya. Dan mobil pun bergerak.
Aa… antarkan kamu pulang ya Tin??..??ujar Andra seraya memutar setir keluar dari basemen gedung diskotik tersebut.
Jangan A, ga enak sama ibukost pulang tengah malam begini, mending pagi aja sekalian?tambah Tina membenahi rambutnya yang agak kusut tadi.
Kemana dong, klo gitu ??.?ucap Andra terputus.
Khawatir ia meneruskan kata-katanya yang dapat merusak suasana.
Kemana A???ulang Tina menatap penuh harap.
Gimana kita ke kost-an Aa???????ujar Andra pelan dan hati-hati.
Hmmm???boleh???jawab Tina.
Tapi besok pagi antarin pualng ya??? pintanya tak berubah ekspresi.
Siap?????sahut Andra girang.
Akhirnya kudapatkan gadis ini??? pikir Andra. Niat kotor mulai merasuki pikirannya. Mobilpun meluncur ke utara. Melaju di sepanjang jalan Cipaganti lalu turun ke jalan Setiabudi, belok kekiri, menerobos lampu lau lintas yang berkedip-kedip dengan warna kuning. Melaju terus keatas sepanjang jalan Ciumbuleuit. Tak lama kemudian berbelok ke kanan, menepi.
Setelah mengunci sambil menggandeng Tina, Andra melangkah masuk di sebuah gang. Melihat kekiri dan ke kanan mengawasi kalau-kalau ada yang melihat mereka.
Tepat pada sebuah belokan mereka masuk pada sebuah pekarangan sebuah rumah. Berbelok ke kiri mereka telah sampai di depan pintu. Tergesa- gesa Andra memutar kunci diiringi senyum simpul Tina. Dan beberapa menit kemudian mereka telah berada dalam ruangan yang hangat.
Silakan duduk Tin????.?ujar Andra menutupkan gordin dan nako jendela kamarnya. Melangkah ke belakang ke kamar mandi mengemasi beberapa pakaiannya yang berserakan.
Haus kan????????.?? Andra melangkah dengan 2 cangkir teh hangat di tangannya. Memberikan satunya ke tangan Tina. Pakaiannya telah berganti dengan singlet dan sarung yang membalut pinggangnya kebawah.
Enak juga A? kostan nya??…?ucapnya memperhatikan berkeliling ruangan. Berhenti di depan meja gambar yang ada di ruangan tersebut. Memperhatikan coretan- coretan pada kertas buram yang terlampir di meja tersebut.
Ini tugas-tugas kuliah Aa???tanyanya memandang kertas yang menempel di meja tersebut.
Hmm…..Begitulah, jawab Andra yang tiba-tiba telah berada di belakang gadis itu. Wajahnya sedemikian dekat dengan leher si gadis, mengharumi wangi yang terbit disana. Hembusan napasnya terasa hangat di leher dan pundak Tina.
Ih…Aa.. geli???ucap Tina menggelinjangkan tubuhnya. Melangkah menjauhi Andra. Masuk ke kamar mandi. Terdengar desir air,…Aa? punya pakaian yang bisa Tina pakai?.., biar yang ini ga kusut? Tanya Tina melongokkan wajahnya dari balik pintu kamar mandi.
Andra melangkah menuju lemari pakaiannya, menemukan sehelai kaos katun dan sebuah celana olahraganya yang langsung diberikannya ke balik pintu kamar mandi tersebut. Tak lama kemudian Tina pun muncul dengan pakaian yang di berikan Andra tadi.
Kaos tersebut longgar di tubuhnya yang padat, sedangkan celana olarhraga Andra tak dapat menutupi keseluruhan pahanya. Memampangkan paha yang mulus dan putih itu ditimpa cahaya lampu tidur yang temaram yang di stel Andra.
Kamu belom ngantuk???Tanya Andra yang telah berbaring kepada gadis berkulit putih tersebut.
Udah sih???tapi??? sahutnya perlahan duduk dikursi meja gambar yang ada di ruangan itu.
Ya udah sini???sambung Andra menepuk kasur disampingnya.
Ragu Tina melangkah,tetapi hasratnya untuk berbaring mengalahkan keraguan di kepalanya. Andra menggeser tubuhnya lebih ke tepi memberikan ruangan untuk gadis itu berbaring pada sisi lainnya.
Tak berselang lama Tina pun telah meringkuk di kasur tersebut membelakangi Andra. Memunggungi Andra yang juga berbaring searah yang tenggelam dalam pikirannya.
Biarlah dia tidur, cape dia mungkin???batin Andra.
Andra mendekatkan tubuhnya menempel pada punggung gadis yang berselimut itu. Merangkul ke depan mencoba memberikan kenyamanan hangatnya pelukan. Merasakan matanya yang juga mulai memberat. Tiba-tiba saat matanya akan terpejam, tubuh didepannya berbalik!!
Wajah Tina segera menyusup di hangatnya dada Andra yang bersinglet tersebut. Terasa hembusan napas panas yang teratur dipermukaan kulitnya.
Langsung kantuknya hilang. Andra memberanikan dirinya, mengecup kening yang tepat di depan dagunya, mencium wangi rambut kecoklatan milik Tina. Tiba-tiba terasa oleh Andra sentuhan bibir lembut Tina di bahunya yang tak tertutup oleh singlet.
Dia belum tidur?!!!?batin Andra girang. Entah karena kebetulan atau karena dorongan hati yang sama, wajah mereka bergerak. Tina mendongak sedangkan Andra menunduk. Kedua mata mereka langsung bertatapan.
Hanya hati mereka yang berbicara mencoba menemukan kesamaan hasrat yang mulai terbit.
Mhh????.A?..?desah Tina perlahan saat bibir Andra mendarat di bibirnya, yang langsung di sambutnya dengan hangat.
Mengundang lebih lanjut. Lidah merekapun kini telah saling membelit, bercengkerama, berkejaran di dalam taman rongga mulut Tina yang basah. Andra bertindak lebih berani, ikut menyusupkan tubuhnya ke dalam selimut yang membalut tubuh Tina.
Berdua mereka berada dalam satu selimut!!! Terasa oleh Andra gundukan lembut di dada gadis berkulit putih tersebut menekan dadanya. Puncaknya yang runcing telah menggosok dadanya yang terbalut singlet tipis tersebut. Ternyata Tina tak mengenakan behanya lagi!!!
Tangan Andra langsung membelai bukit padat tersebut,merabanya perlahan. Menyelusuri kelembutan terbalut bahan tipis tersebut dengan telapak tangannya. Andra bergerak naik, menempatkan tubuh gadis itu perlahan di bawahnya.
Tangannya langsung bekerja mendorong kaos gadis ke atas, menelanjangi kemulusan tubuh bagian atas Tina. Demikian pula dengan Tina tak ketinggalan menelanjangi tubuh bagian atas lelaki yang menindihnya.
Segera saja kulit mereka bertempelan. ?Ahhhh???rintih Tina, merasakan tau-tau bibir dan lidah Andra telah mengulum putting dadanya. Matanya mendelik hanya terlihat bagian yang putihnya saja. Kedua lengannya hanya bisa menggerumasi rambut ikal Andra.
Sambil menggeser tubuhnya ke samping tangan Andra tak tinggal diam, membelai turun menyusuri perut yang rata, terus ke bawah menemukan pertemuan paha si gadis. Saat berusaha membelainya, sebuah tangan Tina langsung memegang tangannya, menutupkan kedua pahanya, menghentikan keinFelisan Andra.
Andra meneruskan tangannya lebih bawah membelai batang paha yang licin bergantian kanan dan kiri. Perlahan tak disadarinya Tina membuka kedua pahanya secara tak langsung mengundang Andra beraksi lebih jauh.
Ohhh???desah dan rintihan Tina terdengar menceracau di telinga Andra, menandakan gelora badai birahi mulai melanda gadis itu.
Andra mengerakkan tangannya kembali menaik ke atas. Menyusuri licinnya paha hangat tersebut, jarinya masuk pada lobang celana pendek tersebut. Membelai gundukan padat terbalut kain satin di sana. Menemukan bahwa kain tersebut telah basah!!! Andra bergerak turun, bibir dan lidahnya menjalari kulit perut yang licin dan hangat tersebut yang begerak turun naik seiring napas Tina yang memburu.
Terus turun menapak tilas pada jejak jari dan tangannya tadi. Menyusupkan lidahnya pada celah lobang celana pendek tersebut. Menggesernya ke atas hingga kini lidahnya mencucupi gundukan kewanitaan Tina. ?Ah? Aa????..Ohhhh?.?rintih Tina merasakan lidah Andra yang basah bergerak pada daerah pribadinya.
Gerakan lidah Andra serasa sengatan-sengatan bara nikmat yang membubungkan perasaannya pada titik tak terkendalikan lagi. Kehendak birahinya telah merajai perasaannya. Pinggulnya bergerak-gerak gelisah.
Andra bergerak kembali keatas, meluncurkan lidahnya sepanjang ban celana pendek itu tersebut. Kedua tangannya mulai menarik celana pendek tersebut. Dan Tina membiarkan penutup tersebut lepas dari tubuhnya satu persatu.
Dan Akhirnya tubuh putih itu tak menyisakan selembar benangpun yang membalut tubuhnya. Telanjang!!! Seraya tangannya melepaskan kain penutup terakhirnya, wajah Andra mendekati segitiga di pertemuan kedua paha lenjang Tina.
Mencium aroma yang khas. ?Ahhhh?????erang Tina merasakan sengatan basah lidah lelaki tegap tersebut pada kewanitannya. Tubuhnya kaku sesaat dengan mata membeliak. Secara sporadis lidah Andra mengeksplorasi bagian tersebut, menbuat tubuh putih tersebut melonjak. Kadang pinggul padatnya bergerak gelisah membuat wajah Andra ikut terbawa. Lepitan sempit tersebut telah basah!!
Andra tak peduli dan tetap pada aksinya. ? Ouhh????????..?erangan demi erangan Tina meningkahi gemuruh gelombang birahi yang melandanya. Andra bergerak keatas mensejajarkan tubuhnya di atas tubuh padat gadis berkulit putih itu.
Menggerakkan pinggulnya kekiri dan ke kanan menyibakkan kedua paha Tina, menempatkan batang tegarnya tepat di permukaan lepitan kewanitaan Tina. Bergerak perlahan.. ?ja? jangan??..A?..?terdengar ucapan lirih Tina di tengah gemuruh napasnya yang memburu.
Tetapi tubuhnya tak seiring dengan ucapannya. Tak kuasa ia menghentikan gerakan Andra. Andra mendorong dengan pelan, terpeleset.
Andra bangkit dan duduk, menempatkan kelamin mereka berdempetan. Menggenggam batang tegar kejantanannya, mengarahkan ujung tepat di permukaan lepitan basah tersebut, menggosok- gosokkan ujung tersebut di permukaan itu. Kembali mendorong. Perlahan lepitan tersebut memberikan jalannya terdesak oleh ujung membola yang licin tersebut.
Aa?????..?ucap Tina dengan mulut menganga saat ujung kontol batang tegar Andra bergerak masuk mili demi mili dan berhenti saat telah tenggelam sekitar 2-3 cm, di telan kelembutan hangat lepitan tersebut. Andra bergerak menempatkan tubuhnya kembali menutupi tubuh si gadis.
Kedua tangan Tina segera menemukan pegangan nya pada bahu tegap Andra, memandang sayu wajah lelaki idamannya itu. Keringat telah membasahi tubuh mereka di segala bagian, membuatnya licin mengkilat di remang sinar lampu kamar.
Andra kembali bergerak?. Kembali mendorong pinggulnya perlahan, mendesakkan batang tegarnya membuka kelembutan kenyal lepitan hangat yang basah tersebut. Mili demi mili batang tegarnya Andra masuk. Sepanjang perjalanan batang tegarnya tersebut jepitan liat liang kewanitaan Tina terasa mencekal erat.
?Sakkitt?? A????erang Tina lirih. Sepanjang perjalanan batang tegar itu kedua tangan Tina yang mendekap bahu Andra mencengkeram kuat, terasa pedih. Andra mendorong terus, hingga pada satu titik seolah tertahan oleh sebentuk cincin kenyal.
Mengakibatkan laju batang kejantanannya terhenti sesaat. Setelah menarik napas Andra bergerak lagi.. Dengan satu dorongan kuat???. Sesuatu berdetus?,putus di bawah sana, yang langsung mengakibatkan batang tegarnya amblas terbenam seluruhnya dalam liat dan hangatnya kewanitaan Tina.
Aaaaa???????jerit Tina merasakan terbelah oleh sebentuk batang liat dari ujung kaki hingga ujung rambut. Mulutnya telah berada di bahu Andra, menggigitnya melampiaskan rasa perih yang timbul di bawah. Tubuhnya mengaku kejang sesaat.
Napasnya terengah-engah. Andra menghentikan gerakannya memandang kedua bola mata Tina bergantian, tak yakin dan takjub pada pengalamannya sesaat.
Gadis ini masih perawan?.!! Serunya dalam hati. Dikecupnya mata Tina yang berkaca-kaca di antara keringat pada kelopak matanya. Dan setelah merasa napas si gadis mulai teratur, Andra bergerak kembali.
Menaikkan tubuhnya,kembali turun berulang ulang dalam tempo lambat. Kening Tina yang tadi mengernyit kini perlahan mulai normal kembali. Tubuhnya telah mulai rileks dan menyambut setiap gerakan Andra. Gairahnya menyala-nyala dalam setiap hujaman tubuh Andra.
Ohh??????????? erangnya menceracau. Sebersit rasa perih yang sempat timbul telah berganti dengan sengatan- sengatan batang kontol membara yang mengalirkan deru-deru birahi yang tak terbendungkan.
Naluriah pinggulnya bergerak menyambut setiap hujaman batang tegar Andra yang membombardir kewanitaannya tak lelah- lelahnya. Perlahan tapi pasti kedua tubuh licin berkeringat tersebut melangkah setapak demi setapak menuju puncak tujuan.
Bergumul dalam indahnya persetubuhan, menggiring nafsu yang telah membakar keduanya ke penghujung pencapaian. Andra bergerak makin cepat, hujaman batang tegarnya makin lancar di lumasi cairan licin yang terbit dari kewanitaan Tina.
Persentuhan batang tegarnya dengan hangatnya kewanitaan Tina yang liat mencekal tak terbandingkan rasanya. Andra bergerak makin cepat, gemas menghujamkan tubuhnya. Sementara Tinapun naluriah bergerak gelisah.
Geli gatal di kewanitaanya yang terbelah otot kenyal tersebut makin menggila. Sebentuk aliran rasa yang terbit dari dasar kewanitaannya, menjalar di sepanjang sumsumnya, terus ke atas di tulang belakang menuju kepala.
Ahh?ahhh? ahhhhhhhhhhhhhhhh??..? pekik Tina sambil menyentakkan kepalanya ke belakang. Tubuhnya melenting seperti ulat tertusuk duri dengan pinggul yang bergerak-gerak memacu saat gelombang puncak melambungkan perasaannya pada padang nirwana.
Kedua tangannya memeluk ketat leher Andra seolah olah memakunya dengan jepitan kedua kakinya bak sepasang tang raksasa.Tubuhnya serasa kosong setelah gelombang tersebut pecah berkeping- keping di kepalanya.
Perlahan mulai mereda, mengalir rasa damai yang sangat di pelupuk jiwanya. Jepitan-jepitan sporadis otot peristaltik yang liat mencekal laju batang tegar Andra. Seolah olah memeras setiap serat yang ada disana.
Andra bergerak makin cepat mengejar puncak yang telah dicapai Tina. Menghujam tak henti-hentinya mamacu gelombang demi gelombang yang semakin bergelora. Bergerak terus?. ? Argh??????????geram Andra sambil menghujamkan batang tegarnya, merasakan sebuah aliran berkejaran di sepanjang tulang punggungnya.
Menuju pembuluh batang tegarnya yang menggelegak sesaat sebelum akhirnya menumpahkan semua isinya dalam beberapa semburan- semburan hangat yang kental.
Membasahi dasar dan seluruh permukaan bagian dalam kewanitaan si gadis. Tersentak sentak tubuhnya seiring semburan demi semburan yang meledak. Tercabut jiwanya dari kefanaan dan melayang dalam keabadian rasa nyaman sesaat.
Akhirnya tubuhnya terkulai disamping tubuh putih Tina yang bersimbah keringat, yang terdiam dalam peresapan nikmat yang masih tersisa. Kedua matanya yang indah terpejam. Lebih kurang limabelas menit dalam kebisuan, Tina berucap lirih, terisak-isak?. ?Aa? harus tanggung jawab kalau Tina nanti hamil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar