Sponsor

12/02/2015

Nonik Berawal Dari Flirting

Saat itu aku masih SMA dulu…beberapa tahun yang lalu. Sejak mengenal yang namanya masturbasi, aku semakin suka yang namanya seks. Entah apakah ini tergolong suka seks, kecanduan seks, atau hiperseks…whatever, tidak penting.
cerita-sex-nonik-berawal-dari-flirtingCerita Sex: Nonik Berawal Dari Flirting – Ist
Cerita Mahasiswi | Nah, cerita ini dimulai ketika ada seorang mas-mas yang menjadi langganan keluarga aku untuk membeli galon air plus elpiji. Bagian delivery service-lah. Dulu aku pikir dia kerja ikut orang, eh ternyata itu punya dia sendiri. Lama-lama aku semakin akrab dengan dia, karena kebanyakan yang membayar ketika barangnya datang adalah aku sendiri.
Dari dia aku tahu bahwa laki-laki seperti dia itu memang menyukai cewek-cewek seperti aku. Entah kenapa, katanya lebih keliatan bersih, putih dan rata-rata cakep, plus kaya. hihihihihi…cowok matre rupanya. Beberapa waktu kemudian, aku menemukan sebuah situs di internet cerisex.net yang menceritakan pengalaman seorang gadis exhibist.
Hobi yang aneh, dia sukanya memamerkan aurat kepada cowok-cowok dan ketika mendapat tanggapan dia menjadi sangat senang bahkan terangsang. Weee…setelah beberapa minggu membaca cerita-cerita dia dan menimbang kanan-kiri, akhirnya jadi kepengen juga meniru walaupun sejujurnya aku ngga berani senekad dia. Maklum, aku ndak ada hobi sebagai exhibist…sekedar copy-cat alias meniru sejauh yang aku bisa aja.
Sex Mahasiswi | Suatu hari, datang kesempatan itu. Kedua pembantuku sedang keluar, sedangkan aku sendirian dirumah. Aku lalu telp mas itu untuk kirim 2 buah air galon yang memang udah abiz dan ditumpuk di teras. Abis itu aku segera mengganti baju dengan kaus ketat berwarna hitam dan celana hotpants hitam, tetapi aku ngga pake bh dan cd, lalu menunggu dia datang.
Awalnya aku ingin pakai kaus yang warnanya putih tetapi takut terlalu mengundang, lagian kan baru pertama kalinya nih coba-coba pamer aurat xixixi. Tak lama kemudian, terdengar ketukan di pintu pagar. Sambil berdegub kencang, aku keluar dan membuka pintu, menantikan reaksi dia saat melihat aku.
Setelah pintu gerbang terbuka, eh…dianya ngga liat gw T_T, lagi sibuk bongkar muatan. Aku lalu masuk aja kedalam karena terlalu gugup. Karena aku ngga pake bh, puting aku yang memang sensitif jadi mengeras dan njeplak di kaus, cukup jelas sih…
Setelah dia selesai membongkar dan mengaturnya di teras depan, aku baru keluar. Hal pertama yang aku ingat adalah MATANYA yang terbelalak wkwkwk…kaget! terus mesem-mesem ga lucu, salah tingkah. Aku cuek aja padahal aslinya gugup.
“Berapa Mas?” tanyaku.
Dia bengong sebentar lalu bilang sekian rupiah.
“Mau dibawa kedalem Nik?”, ujarnya lagi.
Aku mengangguk. Tak lama kemudian dia mulai mengangkat galon itu masuk ke dapur satu persatu. Aku menunggu di sana sambil berdiri. Setelah selesai, aku lalu mengeluarkan sejumlah uang dari dompet sambil sesekali mencuri pandang ke dia. Weks…matanya ngga lepas dari tubuhku xixixi…rasanya dari ujung puting sampai ujung kaki diliatin sampe puas.
“Nih…”, ujarku.
“Makasih Nik. oh ya, sampeyan cakep Nik.”, ujarnya pelan sambil meringis.
Aku cuman tersenyum ringan aja. Dia lalu keluar dari rumah aku dan kembali ke tokonya. Aku menghempaskan tubuhku ke sofa. Ah…asik juga ternyata. xixixi…dan jujur aja, vaginaku terasa sedikit basah. Hm…masa begini aja aku udah terangsang sih? perasaan gugup, takut dan tegang ternyata membuatku mudah terangsang. Kesempatan berikutnya datang beberapa hari kemudian. Aku ingat itu hari minggu. Aku memilih menggunakan kaus yang longgar berwarna putih dan rok mini, tetapi ngga pake bra dan cd. Sambil menunggu datangnya mas Rizki itu, aku duduk-duduk di teras depan sambil membaca majalah.
Bik Ida, pembantu aku yang udah tua menegurku,
“ndak ganti baju nik, kan mas Rizki mau datang?”.
Aku cuman tersenyum saja. Aku tahu, dia ingin menegurku lebih jauh, cuma dia mungkin sungkan. Akhirnya meninggalkan aku ke dalam rumah. Beberapa waktu kemudian…
“Air”
“Ya masuk aja mas…ndak dikunci.”, teriakku.
Seperti biasa, dia lalu membongkar muatan, membuka sendiri pintu gerbang dan menata galon persis di depan aku. Nah, aku sengaja duduknya terbuka kedua pahanya.
Setiap kali dia meletakkan galon pasti membungkuk dan aku yakin dia pasti melirik dan dapat melihat vaginaku yang tersembunyi dibalik rok mini ini xixixi…
“Ehem…udah nik. dibawa masuk?” ujarnya, seperti biasa mesam-mesem ga lucu.
“iya donk!”
Setelah selesai, kita berdua berada di teras depan. Aku sengaja membungkuk untuk
mengambil majalah yang tadi tergeletak dilantai.
“Ehem”, terdengar dia batuk ringan sambil jemarinya menutup mulutnya.
Pasti dia melihat payudara aku mengintip dari balik lubang kaus aku yang longgar. Aku sengaja membungkuk agak lama, pura-pura ngapain gitu, membiarkan dia melihat payudaraku selama mungkin.
“Nih duitnya.” dia tersentak kaget, mungkin lagi asyik meliat gunung putih 34B ya xixixi…
“terima kasih non.”, ujarnya tersipu sambil sedikit membungkuk, lalu keluar rumah.
Aku segera menuju kekamar. Ugh…betul-betul menegangkan dan membuatku terangsang.
Sebenarnya waktu itu aku ingin menenangkan hatiku, namun apa daya, dorongan seksual ini terlalu kuat, sehingga aku segera bermasturbasi sampai orgasme berkali-kali dan anehnya, aku ngebayangin disetubuhi oleh mas Rizki tu!
ouch! What happen with me!!!
Udah berapa kali ya aku flirting begitu apa Rizki? Hm…tidak pernah kuhitung sih, tetapi yang pasti cukup sering. Aku sengaja mengatur ritme agar tidak terlalu terlihat sengaja, artinya dari 5x bertemu hanya 2 atau 3 kali aku flirt.
Sisanya aku memakai pakaian yang biasa (cukup seksi tetapi tidak “kelihatan” apa-apa). Suatu hari, aku bertengkar hebat dengan pacarku Andre, pake omong putus segala. huh. Betul-betul menyebalkan. Daripada BT, aku naek ke lantai dua dan masuk ke ruang gym. Xixixi…bukan gym beneran kok…cuman ruangan kamar yang diisi peralatan gym, geto…treadmill…angkat beban ringan…dst dst…ahh…capeknya. keringetan. T-shirt putih yang aku pakai basah oleh keringat. Pas mau minum, aduh airnya tinggal dikit. Segera aku habiskan sisanya dan minta dikirim galon air baru.
“mas kirim 1 ya.”
“Ok Nik…”
skip…skip…
“Tolong diangkat ke atas aja mas, ke sini!”, ujarku memberi petunjuk.
Rizky, seperti biasa, bertelanjangan dada mengangkat galon sampai ruangan gym dan meletakkannya di lantai.
“Tolong dimasukin ya mas.”,pintaku.
Rizky tersenyum,
“Apanya nik yang dimasukin?” Aku jadi bengong,
“lho ya galonnya toh, ke dispenser, piye to orang ini?”
“Haha…saya pikir yang lain yang mau dimasukkin Nik” sahutnya genit.
Weleh…ini orang mancing-mancing. Karena aku lihat posisi galon yang diletakkan Rizky tadi terlalu dekat dengan pintu masuk, aku menariknya supaya lebih masuk ke dalam ruangan. Sekedar membantu begitu aja, bukan berniat untuk membawa. Tetapi entah kenapa, pegangan aku ke mulut galon itu kurang kuat, jadinya aku terpeleset jatuh dan galonnya itupun jatuh dan PECAH! Airnya meluber kemana-mana dan kaus aku bagian punggung dan samping menjadi basah kuyup.
“lho gimana to Nik?”
Rizky langsung mendekat dan menarik aku agar segera berdiri. Karena lantainya licin, aku tidak bisa langsung berdiri. Rizky terus membantuku, tapi kayaknya ada pamrihnya deh. Saat aku berusaha berdiri itu aku merasa jemarinya memegang payudara kiri aku dengan cukup telak kemudian mengangkat aku. Pas aku sudah berdiri pun tangannya masih berposisi memeluk aku sambil memegang payudaraku.
Jantungku langsung berdegub kencang. Wiiiii ini kan yang sering aku bayangkan sambil masturbasi, sekarang malah terjadi. Aku lalu pura-pura sulit berdiri sambil menunggu reaksinya dia. Mungkin karena merasa dapat angin ya, tangan satunya sekarang memegang payudara kanan aku. Ouch! aku semakin tegang. Mungkin tidak kuat menopang tubuhku yang tidak kunjung berdiri, Rizky lalu duduk di lantai yang basah itu dan aku pun mau tidak mau ikut duduk karena kedua tangan mas ini udah memegang dada aku. Kami pun terdiam, tidak ada yang berbicara. aku cuma merasakan desah nafas penuh nafsu dari Rizky ini.
Pelan-pelan kurasakan kedua tangan Rizky ini mulai meremas payudaraku. Ouch…aku merasakan rangsangan seksual yang berbeda dengan yang selama ini aku rasakan…jauh lebih tegang daan merangsang. Blah…sayang sekali, aku pake bra. xixixi…soalnya kan ndak lucu latihan gym ndak pake bra. Semakin lama remasannya semakin kuat dan membuatku semakin terlena pada rangsangan ini. Lalu kurasakan dia mulai mencium tengkuk aku dan mulai menyapu ke arah leherku. hiiiiiiii sekujur rambut di tubuhku serasa berdiri semua. Merinding, terangsang. kurasakan pula dia mulai menggosok-gosokkan penisnya ke pantat aku sambil terus meremas payudaraku. Aku udah mulai mendesah, terangsang…wahhh gawaat! Kemudian dia mulai merogoh celana hot pants yang aku pakai dan memainkan jemarinya di belahan vaginaku.
“Sssth…aahh…” aku mulai mengerang kecil menikmati permainannya.
Perlahan, dia mulai memasukkan jarinya kedalam celana aku. Aku tahan, supaya ndak kebablasan. Tapi tenaganya lebih kuat dan masukkan jarinya. Segera darahku berdesir kuat, merasakan ada jari-jari yang menggosok-gosok selangkanganku.
“ah….mas….ssh”, erangku tak mampu lagi tertahan.
“wiiih becek banget nik.”, ujarnya pelan. “kausnya dilepas aja yuk.”
Aku diem aja. Rizky lalu menarik lepas kaus dari tubuhku. Dengan posisi masih membelakanginya, dia lalu menciumi punggung aku dan melepas bra hitam yang masih melekat. Kemudian kedua tangannya pun langsung meremas dan memilin payudaraku.
Aku semakin terangsang, tegang dan bergairah. Tapi sedapat mungkin aku tahan. Dia lalu memutar badanku dan langsung menyedot putingku dan memainkan lidahnya di sana.
“Ah…ssssh…” aku memejamkan mata, menikmati rangsangan ini. Dia bergantian mencumbui payudaraku. Setelah puas, dia lalu menarik dan mencopot hotpants hitam yang masih aku pakai. Melihat vagina aku yang gundul dia membelalakan mata,
“Persis seperti yang dulu saya liat Nik”, sambil terkekeh ringan.
Aku diam aja, pasrah menanti serangan berikutnya. Dia lalu membenamkan mulutnya di selangkangan aku, memainkan lidahnya di dalam belahan vagina dan terkadang menyedot klitorisku.
“Ahh…sh…mas…”, erangku penuh kenikmatan.
Aku pegang kepalanya dan mendorongnya kebawah agar semakin terasa rangsangannya. Cukup lama aku mendapat service oral yang nikmat dari Rizky sampai akhirnya aku tidak mampu lagi menahan gejolak seksualku. Tubuhku tiba-tiba mengejang dan vaginaku berkedut. Semakin lama aku merasa ada sensasi geli tapi nikmat yang semakin kuat, dan akhirnya…
“maaaaaas ooh…” aduuuuh enaknya mengalami orgasme
Dia tetap menyedot vaginaku dan memainkan lidahnya di dalam semantara tubuhku kejang dan berkontraksi karena mengalami puncak kenikmatan seksual. Kubenamkan kepalanya ke arah vaginaku.
“Oh…enaknyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…sssh!!!” Setelah merasa agak tenang, aku lalu mendorong kepalanya agar berhenti menikmati vaginaku. Rizky agak bingung dan terbengong sesaat.
Aku lalu berdiri, memunguti bra dan kausku lalu aku pakai kembali. Setelah itu, aku mencium pipi Rizky,
“makaci ya!” sambil aku remas sebentar celana bawahnya, “wow! udah keras nih ye! Oh ya. Ini uang buat ganti galon yang pecah. Abis ini kamu kirim ulang aja, OK?” Dia masih terbengong.
“Heh! kok bengong gitu seh. Sana kembali ke toko terus kirim ulang.”
Dia mengangguk.
“Trus saya ndak dikasih toh?”
Aku tertawa kecil,
“nanti kapan-kapan ya! pasti saya kasih. OK?”
Dia cuman manggut-manggut kecil.
“Ya…penonton kecewa nik!” ujarnya sambil memelukkku dari belakang dan berusaha meremas payudara aku.
Aku menepisnya sambil tersenyum, terus turun menuju keluar rumah. Sesampainya di garasi, dia nampaknya masih belum puas.
“Ayo nik…nanggung banget!” Tanpa ba-bi-bu dia langsung mencopot celananya dan WOW! sebatang penis yang besar sedang tegak ereksi! Aku mendelik dibuatnya.
Ukuranya lebih besar dari pacar aku..(atau mantan ya? hmm…)
“Masukin ke memek kamu donk! Ayo!” pintanya.
Aku menggeleng.
“Kenapa kog ndak boleh?”
Aku diam saja, dia jadi ikutan terdiam,
“Terus saya dapat apa nih?”
Aku tersenyum…”Ya udah sini!” kataku
Segera aku sedot putingnya sambil aku kocok penisnya yang besar itu. Rizky nampak senang sekali dan tangannya menggerayangi payudara aku dan meremas-remas. Setelah aku rasa cukup bermain dengan putingnya, aku lalu memasukkan penis yang besar itu kedalam mulut aku. Ough! bau! Ugh…ditahan aja dah. Aku kulum dengan kuat sambil memainkan buah pelirnya. Dia mengerang keenakan. Sekitar 3 menit kemudian, aku merasakan penisnya mulai berkedut. Wah ini tandanya mau keluar nih. Kusedot dengan kuat penisnya sambil bergerak maju mundur beberapa kali, dan akhirnya dia tidak mampu lagi menahan ejakulasi. Yang bikin sebel, dia memegang kepalaku agar mulutku terus mengulum penisnya. Nah pada saat dia keluar pejunya aku ndak bisa menghindar dan dengan terpaksa terus menyedot batang kejantanan dia sambil menelan sperma yang keluar itu. Yoooooouch! mau muntah rasanya!
skip…skip…
“Udah toh?”, ujarku sambil membersihkan bibir menggunakan tisu. Dia mengangguk sambil memelukku dari belakang, meremasi kedua payudaraku.
“Ayo kamu cepat pergi. Nanti ketahuan Bik Ida lho!”, pintaku pelan.
Dia setuju, kami bercanda sesaat lalu dia mencium pipi aku dan segera kembali ke toko.
Sore itu, aku ada janjian ama temem jalan-jalan ke mall. Mau nonton bioskop. Karena pulsa aku tinggal sedikit, aku berhenti di toko pulsa dekat rumah untuk membeli voucher. Seingat aku, dulu belum ada voucher elektrik deh. Ntahlah.
“Hai nik”, sapa seseorang.
Aku menoleh. weleh…ada di Rizky. Aku cuman tersenyum kecil. Basa basi,
“Beli apa?”
“ya beli pulsa lha. emang mo beli galon disini? Dia tertawa kecil. Yuk ke toko saya bentar, kata dia sambil mencolek pantat aku. Wah berani juga nih orang, untung ngga begitu rame toko pulsa ini jadi mestinya ngga ada yang liat. Aku tanya
“ngapain ke tokomu, aku mau pergi nih.”
“Iya tahu, cuman bentar aja”
Dia baru beli HP baru, minta diajarin. (halah…pasti alesan niih orang). Pemilik toko pulsa yang udah berumur itu memandang Rizky lalu bertanya,
“ini ta noniknya?”
Rizky mengangguk sambil tersenyum. Pak tua itu lalu mengacungkan jempol,
“sip, bagus banget noniknya!”.
Aku melolot kearah Rizky. Ngomong apa dia ama pak tua ini ya! Karena Rizky terus memaksa, akhirnya aku mengalah supaya ndak ribut di toko orang, lagian aku berpikir Pak Tua ini mungkin tahu apa yang telah terjadi. Uggh…! Takut juga kalo aku menolak apa permintaan Rizky, dia BT trus mulutnya berubah jadi ember…bisa berabe! Toko Rizky ini tidak terlalu besar. Disekat menjadi 2 bagian, yang luar digunakan untuk jualan galon, yang bagian dalam mungkin dibuat tempat tinggal. Aku duduk di samping dia, yang sedang menunjukkan HP baru. Minta diajari ini-itu. Ya udah aku ajari sebisa aku, kan aku juga baru pegang hp model ini. Selama mengajari itu, baru keliatan niat dia yang sebenarnya.
Dari tadi tangannya ngga henti-hentinya mengelus-elus paha aku, memuji aku keliatan sexy. Lha iya lah. Wong pake tanktop putih setali, bra item dan rok mini jeans. wkwkw…”seragam wajib” kalo aku ke mall bersama gengku, pakaian kami berlima, cewek, hampir sama semua. Lama-lama jemarinya mulai masuk ke dalam rok mini aku. Huh…aku tepis sambil terus menjawab pertanyaannya. Tapi lama-lama aku jadi horny juga nih…xixixi..apalagi dia ngga pake baju alias telanjang dada. keliatan item gagah…ugh! Akhirnya aku biarkan saat jemarinya semakin masuk dan mulai menggosok-gosok vaginaku. Uh…jantungku kembali berdegub kencang.
“sh…” aku mulai mengerang ringan.
Rizky terus memandangi aku seakan ingin menelanku bulat-bulat. Jemari masih tetap menggosok-gosok vagina aku yang semakin lama semakin basah. Aku menikmati rangsangan seksual itu sambil memandang ke jalan, was-was juga kalo tiba-tiba ada orang yang masuk ke dalam toko. Dilepas aja yuk CD-nya. Aku melolot sebentar. Rizky cuman terkekeh. Huh ya udah, aku lalu melepas CD aku sambil duduk. Rizky langsung menyambar dan menjilatinya. Aku diam saja. Dia lalu kembali memasukkan jemarinya ke dalam rokku dan sekarang mulai mengaduk-aduk isi vaginaku dengan telunjuknya. Aku semakin terangsang dan memejamkan mata sambil mendesis pelan menikmati jari Rizky keluar masih vagina aku yang sudah basah.
Mungkin udah tidak tahan, dia lalu menggandengku, menarik tanganku untuk masuk ke dalam. Ditutupnya pintu toko supaya lebih aman. Aku pasrah saja. Begitu di dalam, dengan ganas dia langsung memelukku dan menciumi bibirku. Wiii aku gelagapan sebentar mendapat serangan seperti itu. Tangannya dengan kasar menarik lepas tank top putihku dan melucuti bra hitam yang aku pakai. Selanjutnya puting payudara aku disedotnya bergantian dengan kuat. Aku melenguh keenakan. Tanganku mengarah ke celana jeansnya dan berusaha membuka resletingnya tetapi tidak bisa. Dia lalu yang melepas celananya sendiri.
Wow! Penis besar hitam, I like it! Segera aku jongkok dan masukkan penis itu ke dalam mulutku dan menyedotnya dengan kuat, mengkocoknya maju mundur. Tak lupa aku memainkan putingnya sekali-kali.
Rizky melenguh keenakan. Tangannya merengkuh payudaraku dan memerasnya dengan kuat. Uh..sakit tapi enak juga. Kubalas dengan menarik putingnya dan memilinnya menggunakan jemariku. Beberapa menit kemudian, Rizky menghentikan blow job yang sedang kulakukan. Dia lalu menidurkan aku keatas ranjang butut yang sudah agak bau. Tubuhnya langsung menindihku dan menyedot putingku dengan kasar.
“aah…ssss..” aku sudah sangat terangsang sehingga tidak lagi memikirkan apa-apa.
Dia mengangat lenganku lalu menjilati ketiakku..Ih geli…Sambil memejamkan mata, aku menikmati gaya seksual kasarnya. Tiba-tiba aku merasa rok mini aku sedang ditarik lepas. Oh no…aku sudah bugil sekarang. logika aku langsung bekerja. Berbahaya ini. Rizky kembali menindihku dan memposisikan penisnya yang besar di atas belahan vaginaku.
“Ouch…tidakkk…jangan mas…jangan!” aku meronta.
Aku berusaha bangun tapi dia jauh lebih kuat dari aku. Ditambah sensasi nikmat yang kurasakan ketika penisnya menggosok-gosok vaginaku.
“Mas jangan dimasukkin lho mas.. tolong mas…ssh…ah…” pintaku.
Tapi dia tidak menggubrisku dan terus menyedot putingku dan menciumi leherku. Geli, nikmat, tegang, takut menjadi campur aduk didalam emosiku. Melihat aku terus berusaha meronta, Rizky mencengkeram lenganku dan menariknya keatas, membuatku tidak bisa lagi meronta. Kakinya terus membuka pahaku kemudian kembali menggesek-gesekkan penisnya dibelahan mahkota milikku.
“Tenang…aku udha ngga perawan kok! xixixi…”
Aku merasa takut…tetapi sekaligus terangsang…uh…bagaimana ini? Tak lama kemudian, Aku merasakan ada yang mulai membelah vagina aku dan sebuah batang tumpul mulai menyeruak masuk. ouch…enaknya…sedikit sakit karena mungkin ukuran penis Rizky yang cukup besar. Tapi vagina aku udah siap, sudah sangat basah.
“Mas tolong mas…jangan dimasukin mas…Maaaaaaaaaaaaaaaaaas!” teriakku singkat.
“aaaaaaaah!!”
Terlambat sudah, aku sudah berhasil disetubuhi oleh Rizky. Penisnya sudah masuk seluruhnya kedalam vaginaku. Ooooo…nikmatnya. Aku secara di awang-awang.
“Mas..uh…mas…”
Dia lalu mulai menggenjotku dengan ganas.
Karena sudah terlanjur, aku pasrah saja dan mulai berusaha untuk menikmatinya. Aku memeluk dia dan kami lalu berciuman bibir dengan ganas, sedangkan panggul Rizky dengan kasar menggenjotku, naik-turun naik-turun..
“Ah…ouh…Nik. enaknya vagina Cina kamu. Ouuuuuh!!”, erangnya keenakan.
Aku memilin-milin puting susunya sambil membuka pahaku lebar-lebar agar tidak terlalu sakit digenjot sedemikian kasar oleh Rizky. Rizky tampak sangat keenakan. Beberapa menit berlalu, kami berganti posisi beberapa kali, hingga aku tak kuasa lagi menahan gejolak orgasme yang semakin mendekat. Dan ketika itu datang, aku menarik pantat Rizky agar penisnya itu menghunjam semakin dalam dan “mas…aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!” teriakku penuh kenikmatan.
Badanku kelojotan, vaginaku berkedut meremasi penis Rizky yang masih keras didalam. oh..nikmatnya! Saat vagina aku berkedut orgasme, Rizky juga tidak mampu lagi menahan ejakulasinya dan langsung menghunjamkan penisnya semakin
ke dalam dan ..
“Nik…Aaaaaaaaaaaaaaah!” panggulnya kelojotan dan aku merasakan penisnya menyemprot di dalam rahimku. Ouh…enaknya!
Aku sudah kembali berpakaian, tetapi kusut semua. Rambutku juga rada bau ngga enak, kena ranjang butut si Rizky. Hpku penuh dengan miskal dan SMS dari temen-temen aku yang menanyakan kenapa aku belum datang dan akhirnya tertinggal bioskop-nya. Dia lalu duduk disebelahku, aku sedang sibuk membersihkan cairan sperma yang keluar dari lubang vaginaku. Uh…kok keliatan dower sih? penisnya kebesaran tuh! Untung ini masa aman…coba kalo masa subur grrr!!!
“Memek kamu enak Nik, SIP!” ujarnya penuh kemenangan.
Aku diam saja.
“Gara-gara kamu aku ndak jadi liat bioskop.”
Dia terkekeh. “Oh ya Nik, lain kali ke sini lagi ya. Temenku juga pengen cobain kamu!”
DHEG!
“What!”
Aku shock!
“Maksudnya?”
Dia tertawa.
“Ya begitu deh. masa ndak ngerti. Temen aku yang bantu buka toko itu lho. Nonik kan juga kenal toh!”
Aku langsung lemes. Wadooooooooh! Tujuanku mencari kepuasan kok malah begini.
“id, keluar aja. udah beres.”, tukasnya ringan. DHEG!
Dari kamar sebelah, keluar seorang lelaki muda, memakai celana dalam saja sambil cengar-cengir.
“Ini toh nonik kamu? luar biasa sampeyan Riz, cantiknya, putihnya, seksinya top banget! kontolku sampe ngecrot dua kali liat kalian maen lho” ujarnya sambil terkekeh. Nampaknya dia sembunyi sambil beronani melihat kami berhubungan seks. Aku langsung shock dan terduduk di kursi. Mataku kosong.
“Sori lho nik. Lah kalo dia langsung muncul kan sampeyan pasti ndak mau. kalo begini kan, mau ndak mau pasti mau kan? Hahaha…”
Aku menangis, sesenggukan.
“Wes, sampeyan tenang aja. Rahasia aman. Pokoknya…hahaha…” Rizky dan Said tertawa lebar, “sudah kamu pulang aja nik. Udah malam lho…nanti dicari papi.”
Aku mengangguk lemah dan beranjak keluar. Rizky membukakan pintu toko, mengantarku sampe ke mobil. Dia berlagak sok gentlemen dengan membukakan pintu untukku. Aku pun segera meluncur kembali kerumah. Sesampainya di rumah, aku baru ingat, CD hitam mini aku tertinggal di toko Rizky. Mau ngambil hiii…takut!
Ooooo! Malam yang kelam has just began!gl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar